Daftar Blog Saya

Minggu, 26 Desember 2010

Di taman Mimpi, Syahidnya Aliran Listrik Menebas Bebatang Dan Reranting Cahaya Pepohonan Bunga Cinta

Seingatku, semalaman  jiwaragaku remuk-redam
Seketika, kuhempaskan diriku perlahan, berharap letihku padam
Di atas pembaringan empuk sang malam
Di bawah temaram pijar bohlam
Laun segenap panca inderaku pun terpejam
Usai kusenandungkan do'a di relung batin terdalam

Tanpa kusadari, tiba-tiba jemariku lembut tergenggam
Oleh halusnya selembar telapak tangan
Beriringan dengan kerlip genit gemintang dan senyum hangat rembulan
Ia memandu gontai langkah kakiku pelan
Menuju suatu tempat berlimpah warna-warni bebungaan
Bermandikan multi aroma harum, manjakan pernapasan

"Tempat apa ini?, aduhai indah nian",
Gumamku penuh takjub dan heran
Dengan irama sumringah, sesosok pemuda berjiwa rupawan,
Mekarkan katup bibirnya yang menawan
Seraya berujar dengan tutur sedemikian santun dan sopan

"Ini adalah taman hati kita, duhai bidadari,
Sang penghuni surga cintaku yang molek berseri,
Di masa yang jauh, di tempat ini,
Kita pernah bersama lewati barisan hari,
Sungguh, tiada benar adanya, wahai engkau gadis penyejuk sanubari
Jika kau terka aku tinggalkanmu pergi,
Sebab aku hanya ingin memberimu kejapan waktu yang berarti,
Tuk kau bisa reguk anggur ilmu, pelepas dahaga hati,
Agar sederet angan dan dambamu nan suci,
Segera kau tuai dini,
Seirama panennya belantara pengetahuan yang kau tanami,
Kelak, pada masanya, aku akan menjumpaimu lagi,
Di tempat yang tengah kita pijak ini,

Dan, sebelum kita berpisah tuk beberapa kejap masa,
Kuingin kau genggam erat keping-keping janjiku tuk setia,
Tuk kembali menjelma,
Di hadap parasmu nan anggun-jelita
Menyapa kembali jiwa cantikmu sepanjang usia,

Sampai jumpa, duhai kekasih hati dan jiwa,
Aku titip separuh hatiku di hatimu agar kau jaga,
Untuk kemudian kita menemu lagi kebersamaan kita,
Di taman cinta beraroma bunga nirwana,
Hingga taman surga berwarna-warni  bunga"

Setelah selesai menjawab tanyaku di dasar sukma
Secepat kilat suara asmara yang mesra itu pun menyirna
Seiring bola mataku yang terperanjat diterpa gelap gulita
Syahidnya aliran listrik tiba-tiba lenyapkan gempita
Menebas kejam bebatang dan reranting cahaya
Yang berpendar pada helai dedaunan yang berlumur embun rasa
Milik pepohonan bunga cinta
Di taman mimpiku, yang serasa begitu nyata


Anggrek 2, 26 Desember 2010 (14.26 WIB)
Created By: Em Je

Tidak ada komentar:

Posting Komentar